Buta Warna, Penyebab, Gejala Dan Pengobatannya

Buta warna merupakan penyakit mata yang menyebabkan seseorang tidak bisa membedakan warna. Buta warna dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu Dyschromatopsia dan Achromatopsia. Pada buta warna Dyschromatopsia, buta warna lebih mengacu pada kemampuan untuk melihat beberapa warna.

Sedangkan pada buta warna Achromatopsia, mata tidak mampu melihat sama sekali semua warna. Sebagian besar kasus buta warna terjadi karena cacat genetik yang muncul saat orang tersebut lahir.

Buta Warna

Buta Warna

Seperti yang dikutip dari health.detik.com, buta warna dapat terjadi karena terjadi masalah pada sensor pigmen warna yang terdapat didalam sel-sel saraf tertentu pada mata. Sel-sel tersebut disebut dengan cones. Sel ini berada dalam retina mata yang merupakan lapisan jaringan yang peka terhadap cahaya dan berada di balik inner eye.

Pada buta warna Achromatopsi, seseorang tidak bisa membedakan beberapa warna. Bahkan beberapa orang hanya bisa melihat warna abu-abu. Selain itu, orang yang terkena buta warna jenis ini memiliki jarak pandang yang pendek, sensitif terhadap cahaya, dan gerakan mata cepat.

Sedangkan pada buta warna Dyschromatopsia, orang tersebut masih memiliki penglihatan yang sangat baik. Ini merupakan buta warna yang paling umum dan sering terjadi. Biasanya mereka tidak bisa membedakan warna merah dan hijau. Ada juga yang tidak bisa membedakan warna biru dan kuning, namun kasus ini jarang terjadi. Kebanyakan orang yang mengalami Dyschromatopsia tidak menyadari bahwa mereka buta warna.

Pada kasus penyakit buta warna, tidak ada pengobatan khusus untuk menangani penyakit ini. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah memberikan peralatan dan teknik adaptif sebagai isyarat kepada penderita buta warna. Untuk penderita Achromatopsia, memakai kaca mata dengan lensa gelap terkadang juga dapat membantu mengatasi permasalahan tersebut.